Jalan gravel terpampang sejauh 70 km ketika petualang bermotor asal Indonesia, Mario Iroth, meninggalkan rute legendaris Patagonia untuk kembali menuju Chili. Keluar dari perbatasan Los Cipreses, Argentina, ia kembali dihadapkan oleh jalan gravel sejauh 77 km sebelum masuk ke jalan aspal Ruta 7. Melintasi jalur gravel berhias pemandangan indah di sekelilingnya, membuat pengalaman berkendara dengan Honda CRF1000L Africa Twin jadi sangat luar biasa.
Perjalanan dimulai di Ruta 7 Carretera Autral dari Villa Santa Lucia ke arah selatan menuju Puerto Ibáñez. Jalur ini sangat dikenal oleh para pelancong dunia lantaran pemandangannya sangat indah. Puncak-puncak gunung tetutup es terlihat berdiri begitu megah diantara hutan yang hijau dan gelap. Desa-desa kecil, danau dan sungai dengan air yang jernih seolah jadi gambaran kecil kindahan surga yang diceritakan di dalam kitab suci.
Selain itu, ada satu jalur dimana Mario dengan Honda CRF1000L Africa Twinnya dihadapkan dengan tikungan hairpin di jalan menanjak yang dipenuhi bebatuan lepas. Treknya sangat menantang. Hambatan tak cuma datang dari kontur jalan yang belum diaspal, tikungan tajam dan bebatuan lepas, suhu dingin saat hujan pun membuatnya terpaksa berjalan lebih lambat meski seungguhnya kemampuan Honda Africa Twin bisa bergerak lebih lincah dan cepat. Hari itu, ia memutuskan untuk kemping di campsite ‘Refugio Rio Cisnes’.
Hari berikutnya, Mario meninggalkan Ruta 7 dengan berbelok ke jalur X-65 setelah mewati kerennya Taman Nasional Cerro Castillo. Dalam perjalanan menuju Puerto Ibáñez, gunung Cordellera Castillo terlihat begitu megah dari kejuahan seolah mengantarnya ke tepian danau Buenos Aires sebelum menyebarang dengan kapal ferry menuju Chile Chico.
Day 16-19, Km:3309, Perito Moreno Glacier
Memasuki Argentina dari border Rio Jeinemeni, Santa Cruz, ia kembali bertemu dengan padang savanna dan bukit-bukit kecil yang seolah tak ada habisnya. Di sepanjang rute itu, ia harus berhadapan dengan terpaan angin dari arah samping yang bisa membuatnya keluar dari jalur. Saking kencangnya, motor yang terparkir pun bisa roboh terkena terpaan anginnya. Kondisi itu membuatnya sangat tidak nyaman. Bahkan ia harus menghabiskan waktu 2 jam hanya untuk melewati jalur sejauh 100 km tersebut.
Usai berjibaku dengan jalan gravel dan hempasan angin di sepanjang jalur yang membelah padang savana, ia tiba di kota wisata El Calafate. Biasanya para pelancong datang ke sana untuk melihat Glacier yang berjarak sekitar 80 km dari El Calafate ke arah barat. Mario pun tak sengaja melewati pom bensin yang cukup unik yang dipenuhi dengan stiker traveler yang pernah melintas.
Setelah 50 km berkendara, akan ada pos tiket masuk Taman Nasional Los Glaciares. Lepas dari pos tiket, Mario kembali melaju di atas Honda Africa Twin sejauh 35 km sebelum akhirnya tiba di Perito Mureno Glacier yang sangat memukau. Sesekali terdengar suara gemuruh akibat patahan es yang jatuh ke air. Di atas Glacier yang tingginya mencapai 70 meter dan luas hingga 5 km itu, Mario dan puluhan pelancong bersiap dengan beragam kamera untuk mengabadikan momen jatuhnya patahan es ke dalam air danau.
Jakarta – PT Astra Honda Motor (AHM) memperkuat lini big bike adventure touring melalui penyegaran New XL750 Transalp. Motor penjelajah tangguh kini hadir dengan tampilan...
Jakarta – PT Astra Honda Motor (AHM) memperkenalkan model terbaru motor supersport CBR1000RR-R Fireblade yang semakin...
Jakarta – PT Astra Honda Motor (AHM) menghadirkan model terbaru dari CRF1100L Africa Twin dengan desain dan dan performa terbaru untuk menjawab kebutuhan pecinta big...